Teringat sebuah obrolan dengan seorang kakak tingkat semasa aliyah. Waktu itu ia telah menjadi mahasiswa di Jawa, dan aku masih siswi aliyah di Sumatera.
Entah apa yang kami bicarakan, kemungkinan saat di semester ke-dua kuliahnya, ia pernah bercerita tentang pencarian jati diri. Aku yang belum mendapat gelar maha, dalam hati berkata, ah lebay. Namun, sebagai teman bercerita yang baik, aku berusaha merespon dengan sebijak mungkin, seakan aku lebih mengerti hidup daripadanya.
"Diri itu dibentuk." Kusampaikan padanya.
Entah bagaimana kelanjutan obrolan itu, aku tak ingat. Bahkan aku tidak tahu, berhasilkah ia?
Bukan hal tak pantas penyebab cerita ini kubagi. Hanya ingin mengingatkan diri, yang entah sejak kapan imannya tak pernah pulih apalagi meninggi. Seakan kehilangan jati diri.
No comments:
Post a Comment