Friday, August 16, 2013

Cerita Sekolah Baru Penulis - 1

Hey guys, lama gue ga berbagi cerita di blog ini. Banyak banget hal yang pengen gue cerita-in ke kalian. Gue harap juga banyak cerita yang bisa kalian curahkan ke gue lewat gensukma@rocketmail.com . Siapa tau cerita kalian bisa memberi gue inspirasi buat nulis cerita baru^^

Ohya, kalian apa kabar nih? Semoga dimanapun kalian berada kalian selalu dalam perlindungan Tuhan, amiin. Kalo kabar status kalian gimana? Tentunya kalian udah pada move on kan? ........ Tapi gue rasa masih ada yang stuck dimasa lalu deh. Uhuy. Hahaha. Kalo status penulis gimana? Status penulis sih sekarang udah jadi pelajar madrasah hehehe. Status hubungan? Hmm kasih tau ga yaa..... status gue surely single. Kalian lebih mengenalnya sebagai jomblo. Udah move on? Kita bahasnya nanti aja di hasil target liburan yang masih menjadi hutang gue ke kalian semua. Dan hutang hutang tulisan gue masih banyak x_x

Bytheway, ada yang pengen denger cerita sekolah baru gue ga? Silahkan baca cerita dibawah ini yaa bagi yang pengen tau hihihi..
Setelah berminggu-minggu stress dan bingung memilih diantara 3 sekolah ternama dan favorit, akhirnya gue beserta dukungan dari keluarga dan sahabat sahabat gue memutuskan lanjut sekolah di Madrasah Aliya Negri Insan Cendikia Jambi (MAN ICJ). Boarding School. Berjihad di jalan Allah SWT. MAN ICJ adalah sekolah yang menyeimbankan ilmu dunia dan akhirat. Baru di sanalah, pertama kali gue bisa sholat 5 waktu berjamaah. Subhanallah. Alhamdulillah. 

Langsung cerita ke masa MOS? Boleh. Masa MOS di MAN ICJ sangatsangat ga pernah terbayangkan oleh gue. Sama seperti sekolah semi militer, kami juga ada baris berbaris, sikap tegap sempurna, dan sebagainya, hanya saja di sana ga ada yang namanya hukuman fisik seperti pushup ataupun yang lainnya. Selama MOS, kedisiplinan sangatlah dibentuk. Dan sekarang gue sangat merasa beruntung,  karena setelah selesainya masa MOS, gue ngerasain banget manfaat dari masa orientasi siswa tersebut.  Ada banyak cerita pada masa orientasi siswa, tapi gue rasa bakal menjadi sangat panjang lebar kalo gue ceritain disini. Mungkin kita bisa cerita secara pribadi kalo kalian emang kepengen tau hehehe...

Masa Uzlah. Masa terisolasi dari dunia luar. Seharusnya masa uzlah itu selama 40 hari. Alhamdulillah bulan Ramadhan membawa berkah, masa uzlah angkatan 7 hanya 25 hari. Masa Uzlah memang tidak begitu menyenangkan, karena kami tidak bisa berkomunikasi dengan orangtua. Tapi masa uzlah sangatlah sangat bermanfaat bagi kami. Dimasa ini lah kami beradaptasi dengan lingkungan madrasah. Dan alhamdulillah, dengan adanya kakak kelas, ibu pembina asrama, dan guruguru yang menganggap kami sebagai keluarga sendiri membuat kami khususnya penulis merasa betah di MAN ICJ. 

Satu hal yang masih sangat diluar dugaan gue waktu itu. Sebelum sholat tarawih pertama ada acara maaf-maafan sesama siswi di masjid, gue liat kakak-kakak kelas itu saling berpelukan erat. Dalam benak gue berkata, ‘siapa yang bakal meluk gue se-erat itu disini?’. Pertanyaan itupun terjawab setelah gue bermaafan dengan salah seorang kakak kelas putri yang berada dibarisan pertama. Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, siapa yang bakal nyangka kalo kakak-kakak itu meluk gue dengan erat sambil bilang ‘Maafin kakak ya dek, jangan nangis yaa, kita semua keluarga disini’. Kata kata dan pelukan itu memulai kenyamanan gue berada di MAN ICJ. Katakata yang mungkin ga bakal gue temuin di sekolah lainnya. 

Suasana luar asrama yang paling gue sukai di sana adalah ketika usai maghrib, karena bintang-bintang mulai bertebaran di langit Allah yang sangat luas. Subhanallah.

Hmm, segitu dulu yaa cerita gue kali ini^^

Monday, August 5, 2013

Satu - 5


Cerita fiksi berdasarkan imajinasi non fiksi #2 (Satu).

                “Masih sakit Chan...”
                “Tapi mereka udah bahagia Gey..”
                “Tapi gue .............. Ahsudahlah. Gue ga boleh egois. Gue sayang Marcel, mulai saat ini gue hanya akan menyayangi dia dalam diam. Sesakit apapun hati gue nanti, gue harus jadi wanita yang tegar. Gue percaya, kalo dia emang sayang gue, dia pasti kembali. I believe in it."
Merelakan itu adalah hal yang mulia. Gea mengikhlaskan seseorang yang ia sayangi berbagi kasih dengan gadis lain. Gea memang bukan siapasiapa lagi. Gea hanyalah seseorang yang akan selalu mendo’akan Marcel. Kabulkan do’a Marcel.

Terimakasih Marcel, hal hal yang menyakiti gue yang lo lakuin membuat gue menjadi wanita yang tegar sekarang. Gue akan menjadi pribadi yang berbeda, pribadi yang lebih dewasa, menjadi lebih baik diumur 17 tahun nanti. You bring my spirit up. Thanks.


H-5.